TUGAS MANAJEMEN STRATEGIK
Nama :
Ayuvianti
NPM :
13209528
Kelas : 4
EA 16
ANALISA MANAJEMEN STRATEGIC
1.
SEJARAH
PERUSAHAAN
Sakichi Toyoda adalah pendiri organisasi Toyota di Jepang, beliau
lahir pada tahun 1867 sebagai anak seorang tukang kayu yang memulai
kehidupannya saat Jepang sudah memulai
modernisasi di negaranya. Sakichi Toyoda ini merupakan seorang tukang
dan penemu, dia tinggal di desa terpencil di luar Nagoya. Pada saat itu,
pemintalan adalah industri utama dan pemerintah Jepang berkeinginan untuk
meningkatkan pengembangan usaha kecil, dengan mendorong pembentukan
industri-industri rumah tangga di seluruh Jepang. Sebagai anak laki-laki,
Toyoda belajar perkayuan dari ayahnya, kemudian dia menerapkan keahliannya
dengan merancang dan membuat mesin tenun dari kayu. Pada tahun 1894, ia mulai
membuat alat tenun manual yang lebih baik dari alat tenun yang sudah ada.
Sakichi Toyoda ini banyak menyumbangkan kemajuan teknologi bagi negaranya
melalui penemuan-penemuannya. Toyoda terus-menerus mencoba, memperbaiki, dan
menemukan sesuatu yang baru, hingga dia berhasil menghasilkan salah satu
penemuan terkenalnya, yaitu mesin tenun otomatis canggih yang menjadi “sama
terkenalnya dengan permata Mikimoto dan biola Suzuki” (Toyoda, 1987 dalam
Toyota Ways).
Mesin tenun ini akan berhenti secara otomatis apabila ada benang yang
putus. Penemuan ini kemudian berevolusi menjadi sebuah sistem yang lebih luas
yang menjadi salah satu dari dua pilar Toyota Production System, yang disebut
jidoka (otomasi dengan sentuhan manusia). Pada intinya, jidoka berarti
menciptakan kualitas pada saat anda memproses bahan baku atau “pencegahan
kesalahan”. Hal inilah yang memungkinkan untuk merancang operasi dan peralatan
sedemikian, sehingga pekerja tidak terikat pada mesin dan bebas melakukan
pekerjaan lain yang memberi nilai tambah (Toyota ways).
Sakichi banyak melakukan pembaharuan terhadap penemuan mesin tenunnya
agar terlihat lebih efisiesn dan ekonomis. Kemudian Sakichi memberikan sebagian
hasil pembuatan alat tenun kepada putranya, Kiichiro Toyoda. Sakichi Toyoda
memberikan tugas kepada anaknya untuk membangun bisnis mobil, karena dia
beranggapan mobil akan menjadi teknologi masa depan. Oleh karena itu, Kiichiro
dikirim ke Tokyo Imperial University untuk belajar teknik mesin, dia berfokus
pada teknologi mesin. Dia memperoleh banyak pengetahuan mengenai cara
pengecoran dan pemrosesan komponen logam dari Toyoda Automatic Loom Works. Pada
tahun 1926, didirikan Toyoda Automatic Loom Works yang merupakan asal muasal
dari Toyota Motor Corporation. Kemudian pada tahun 1935 ditambahkan divisi
mobil pada Toyoda Automatic Loom Works. Setelah itu, berdirilah Toyota Motor
Company pada September 1933 sebagai divisi mobil Pabrik tenun Otomatis Toyota.
Divisi mobil perusahaan tersebut kemudian dipisahkan pada 27 Agustus 1937 untuk
menciptakan Toyota Motor Corporation seperti saat ini. TMC ini juga sebagai
kelembagaan yang menetapkan just in time production, yaitu melakukan pengiriman
part yang benar, pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat, dan tidak ada
kelebihan stock atau tidak ada penumpukan barang di gudang. Prinsip ini
diperolehnya dari perjalanan studinya ke pabrik Ford di Michigan untuk melihat
industir mobil dan juga melihat sistem supermarket AS yang menggantikan
barang-barang di rak segera setelah pelanggan membelinya. Berangkat dari
industri tekstil, Toyota menancapkan diri sebagai salah satu pabrikan otomatif yang cukup terkemuka di seluruh
dunia. Merek yang memproduksi satu mobil tiap enam detik ini ternyata
menggunakan penamaan Toyota lebih karena penyebutannya lebih enak daripada
memakai nama keluarga pendirinya, Toyoda.
Perekonomian Jepang mengalami krisis setelah Perang Dunia II, yang
secara langsung juga menyebabkan krisis keuangan Toyota. Krisis yang terjadi
ini, menyebabkan perusahaan semakin merugi karena tidak mampu menanggulangi
permasalahan keuangan negara, sehingga pada bulan April 1950 Toyota dipecah
menjadi dua, yaitu Toyota Motor Corporation dan Toyota Motor Sales Company.
Kemudian pada bulan Juni 1950, pertentangan karyawan tentang ketidakmampuan
membayar gaji berakhir dan perusahaan memulai menggunakan manajemen baru. Tahun
1951, Toyota mengirimkan dua orang karyawannya untuk belajar metode manajemen
modern di Amerika Serikat, Ford Motor Company. Di sana mereka memperoleh ide
untuk menempatkan sistem yang sama di Toyota, yaitu “Produk yang baik dari
pemikiran yang baik” (sebagai slogan Toyota tahun 1953). Tahun 1960, industri
mobil Jepang tumbuh dengan pesat baik di pasar ekspor maupun dalam negeri.
Kemudian tahun 1961, Toyota memperkenalkan Toyota Quality Control (TQC) untuk
meningkatkan derajat produksi mobil yang berstandar mutu internasional. Dalam
rangka mempertahankan daya saing yang lebih besar dari pihak-pihak lain, maka
Toyota Motor Corporation dan Toyota Motor Sales Company bergabung kembali
menjadi Toyota Motor Corporation pada tahun 1980-an. Ini merupakan perubahan
besar dalam sejarah industri otomatif dunia, terutama ditambah lagi dengan
pembetukan NUMMI, yaitu usaha kolektif antara Toyota dan Amerika Serikat pada
tahun 1984 hingga saat ini merupakan perubahan besar dalam sejarah Toyota,
dengan memproduksi jenis kendaraan Prims “GM dan corolla” untuk Toyota.
2.
Vision
Menjadi perusahaan
otomotif yang paling sukses dan dihormati di kawasan Asia Tenggara dengan
memberikan pengalaman terbaik dalam kepemilikan kendaraan.
3.
Mision
1. Secara
berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta
memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang terbaik.
2. Mengembangkan karyawan
yang berkompeten dengan menciptakan lingkungan kerja yang baik untuk mendukung
tercapainya kepuasan pelanggan.
3. Memperkuat kolaborasi
dengan produsen, dealer utama dan dealer – dealer melalui komunikasi dan kerja
sama yang baik.
4. Untuk
mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek, misalnya
pemenuhan peraturan, lingkungan dan lain – lain.
5.
Budaya
Toyota Astra
Motor, mereka berhasil menciptakan dan mempertahankn lingkungan berbagi
pengetahuan dalam organisasi dan memanfaatkan berbagai tools dn strategi untuk
pengelolaannya.
Toyota Astra
Motor juga berhasil membentuk budaya pengetahuan yang ‘cantik’ melalui Toyota
Winning Concept yang di-convert menjadi Catur Dharma dan sukses diterapkan
diseluruh system organisasi.
6.
Marketing Mix
yang diterapkan Toyota Astra Motor :
a.
Price
Untuk strategi penetapan harga ada 2 strategi
yaitu price skimming dan market penetration. Dimana price skimming adalah
strategi yang digunakan oleh perusahaan dengan menetapkan harga tinggi untuk
menutupi biaya pengembangan produk selanjutnya, sedangkan market-penetration
pricing yaitu dengan memberikan harga murah untuk menarik pelanggan
sebanyak-banyaknya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah general pricing
approach, apakah strategi tersebut ditentukan oleh suplai persediaan; dimana
ketika akan menjual produk yang baru diluncurkan, maka harga – harga produk
yang lama akan diturunkan agar persediaannya berkurang.
b.
Product
Toyota Astra Motor perusahaan yang bergerak di
bidang otomotif. Produk yang ditawarkan berupa mobil. Berikut adalah perincian
produk yang ditawarkan :
Vios, Corolla, Camry, Yaris, Fortuner, Kijang
Innova, Avanza, Dyna.
Dalam mengamati suatu website yang perlu
diperhatikan adalah pengklasifikasian produk berdasarkan tujuan penggunaan;
apakah produk tsb ditujukan untuk dikonsumsi langsung oleh konsumen (consumer
goods) atau produk tsb dibeli untuk diproduksi kembali dan kemudian baru
dipasarkan ke konsumen (industrial goods).
c.
Place
Toyota Astra Motor atau TAM selalu memiliki standar pelayanan
nasional yang diterapkan ke kantor cabang ataupun dealer-dealer yang berada di seluruh kawasan di
Indonesia.
d.
Promotion
Ada empat alat bantu promosi, yaitu periklanan
(advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public
relations), dan penjualan personal (personal selling). Sebagai tambahan, sampai
saat ini kan kebanyakan konsumen yang mempunyai pendapatan rendah adalah
konsumen yang memperhatikan price awareness dan price conciousness dalam
mengambil keputusan. Adapun yang dimaksud dengan price awareness adalah
kemampuan individu/ konsumen untuk mengingat harga baik harga produk itu
sendiri maupun harga produk competitor untuk dijadikan referensi. Sedangkan
pengertian dari price consciousness adalah kecenderungan konsumen untuk mencari
perbedaan harga. Untuk itu umumnya mereka akan berusaha mencari informasi
tentang harga dan proses seleksi yang tinggi.
7.
ANALISIS INTERNAL
1. KEUANGAN
2. STRUKTUR ORGANISASI
Presiden Direktur : Johnny Darmawan Danusasmita
Wakil Presiden Direktur : Hideyuki Imai
Direktur Marketing : Rahmat Samulo dan Yuji Takarada
Direktur Finansial : Samuel Manasseh dan Tomoo Takekawa
8.
ANALISIS
EKSTERNAL
· PESAING
PERUSAHAAN
Toyota
Astra Motor adalah perusahaan otomotif, jadi perusahaan pesaing juga terdapat
di dunia otomotif. Contoh :
a. Mitsubishi
b. Nissan
Nissan
evalia juga merupakan pesaing dari produk – produk Toyota.
c. Suzuki
Suzuki
yang baru – baru ini mengeluarkan produk yang menyaingi produk Toyota avanza. Yang
juga diminati masyarakat karena merupakan sama – sama mobil keluarga.
9.
ANALISIS SWOT
e. Strenght
1) Pengembangan
konsep Produk Inovatif dengan
melakukan pengembangan produk untuk mencapai customer satisfaction, sebagai
contoh : Toyota Avanza 1,5 1500cc merupakan produk inovatif dari Toyota Avanza
1,3 1300cc. Sedangkan Produk Kreatif dengan melakukan terobosan baru terhadap
pasar, sebagai contoh : Toyota Rush yang merupakan produk yang diharapkan dapat
menembus pangsa pasar SUV domestik.
2) Brand
Image yang sangat kuat di benak konsumen. Dengan Merk Toyota memberikan
keyakinan kepada konsumen akan kualitas.
3) Harga
yang terjangkau untuk kelas SUV dibandingkan dengan kompetitor yang ada di
pasar domestik.
4) Dengan
diluncurkannya produk Toyota Rush di pangsa pasar SUV ini, menimbulkan nilai
tambah bagi toyota itu sendiri. Dengan kata lain, Toyota menyediakan
produk-produk yang berkualitas dengan interval harga yang dapat mencakup hampir
semua segmen daya beli konsumen untuk pasar domestik.
5) Penggunaan
komponen lokal sekitar 72%, dari ASEAN 9%, dan dari Jepang 19%.untuk Rush dan
Terios.
6) Penerapan sistem distribusi yang baru
dengan pendekatan Just in TimemenjadikanToyota merupakan
manufaktur otomotif yang tidak memiliki warehouse produk jadi. Hal ini yang
menjadikan keunggulan produk Toyota yang lebih murah dari kompetitornya.
7) Penerapan
strategi 3W : Winning Team untuk melaksanakan Winning Concept dengan Winning
System dinilai sangat ampuh untuk menciptakan kompetitive advantage perusahaan.
Weakness
(kelemahan)
1) Perbedaan
persepsi antara pasar domestik dengan pasar internasional tentang kelas produk
Toyota Rush. Pihak Toyota sendiri mengklaim bahwa Toyota Rush ditempatkan pada
kelas Mid-Class SUV. Sedangkan
kriteria kapasitas cc kelas Mid-Class SUV sendiri adalah 1500cc <>
2) Sistem
Indent yang mengecewakan konsumen. Kadang-kadang konsumen membatalkan proses
pemesanan karena kecewa akan janji yang diberikan oleh pihak dealer Toyota.
Opportunity
(Kesempatan)
1. Toyota juga telah
menjual teknologi untuk produsen motor lain, misalnya Ford telah membeli ke
teknologi baru untuk SUV Hybrid explorer.
2. Toyota adalah
untuk menargetkan pasar 'pemuda perkotaan'.
3. Jika PT ASTRA TOYOTA lebih meningkatkan
lagi dari segi kualitas dan kuantitas dalam hal pelayanan atau produknya berupa
kendaraan itu sendiri, maka PT ASTRA TOYOTA akan menjadi perusahaan
transportasi yang paling banyak diminati atau digunakan oleh masyarakat.
Threat (Ancaman)
1. Bermunculannya produk baru di pasaran
merupakan ancaman yang signifikan bagi PT. Toyota Astra Motor dikarenakan model
dan fitur-fitur produk baru yang bermunculan di bidang outomotif semakin modern
sehingga masyarakat menilai banyak yang lebih baik di banding produk TOYOTA.
2. Ketidakstabilan Ekonomi.
Sumber :
http://www.slideshare.net/joelpais/toyota-international-business-mgt
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/analisis-swot-pt-astra-toyota/
http://id.wikipedia.org/wiki/Toyota_Astra_Motor
http://www.toyota.co.id/home/