NAMA               :         AYUVIANTI
NPM                  :         13209528                                            
KELAS              :         4
EA 16
DOSEN             :         SRI MURTIASIH
MATKUL          :         #SOFTSKILL ETIKA BISNIS 
1. Pengertian Bisnis
Menurut Para Ahli, Bisnis adalah :
- Allan Afuah (2004)
  > Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.
- Glos, Steade, dan Lowry (1996)
  > Bisnis adalah jumlah seluruh kegitan yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dan jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.
Dalam ilmu ekonomi, Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
http://www.slideshare.net/djhony/beberapa-definisi-bisnis-menurut-para-ahli
 2. Pengertian Etika Bisnis
   Pengertian Etika Bisnis secara sederhana adalah : cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Semuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat itu sendiri.
   Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
    Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Sumber :
http://aananerih.blogspot.com/2011/09/pengertian-etika-dan-etika-bisnis.html
3. Indikator Etika Bisnis
    Kehidupan
 bisnis modern menurut banyak pengamat cenderung mementingkan 
keberhasilan material. Menempatkan material pada urutan prioritas utama,
 dapat mendorong para pelaku bisnis dan masyarakat umum melirik dan 
menggunakan paradigma dangkal tentang makna dunia bisnis itu sendiri. 
Sesungguhnya dunia binis tidak sesadis yang dibayangkan orang dan 
material bukanlah harga mati yang harus diupayakan dengan cara apa yang 
dan bagaimanapun. 
   Dengan paradigma sempit dapat berkonotasi bahwa bisnis
 hanya dipandang sebagai sarana meraih pendapatan dan keuntungan uang 
semata, dengan mengabaikan kepentingan lainnya. Organisasi bisnis dan 
perusahaan dipandang hanya sekedar mesin dan sarana untuk memaksimalkan 
keuntungannya dan dengan demikian bisnis semata-mata berperan sebagai 
jalan untuk menumpuk kekayaan dan bisnis telah menjadi jati diri lebih 
dari mesin pengganda modal atau kapitalis.
Dari
 sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang baru, bahkan secara 
moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Alasannya adalah 
sebagai berikut:
1. Secara moral keuntungan memungkinkan organisasi/perusahaan untuk bertahan dalam kegiatan bisnisnya.
2.
 Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia 
menanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas
 yang produktif dalam memacu pertumbuhan ekonomi. 
3.
 Keuntungan tidak hanya memungkinkan perusahaan bertahan melainkan dapat
 menghidupi karyawannya ke arah tingkat hidup yang lebih baik. 
Keuntungan dapat dipergunakan sebagai pengembangan perusahaan sehingga 
hal ini akan membuka lapangan kerja baru.
    Implementasi
 etika dalam penyelenggaraan bisnis mengikat setiap personal menurut 
bidang tugas yang diembannya. Dengak kata lain mengikat manajer, 
pimpinan unit kerja dan kelembagaan perusahaan. Semua anggota 
organisasi/perusahaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi harus 
menjabarkan dan melaksanakan etika bisnis secara konsekuen dan penuh 
tanggung jawab. Dalam pandangan sempit perusahaan dianggap sudah 
dianggap melaksanakan etika bisnis bilamana perusahaan yang bersangkutan
 telah melaksanakan tanggung jawab sosialnya. Dari berbagai pandangan 
etika bisnis, beberapa indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan 
bahwa seseorang atau perusahaan telah mengimplementasikan etika bisnis 
antara lain adalah:
1.   Indikator Etika Bisnis menurut 
ekonomi adalah apabila perusahaan atau pebisnis telah melakukan 
pengelolaan sumber daya bisnis dan sumber daya alam secara efisien tanpa
 merugikan masyarakat lain.
2.   Indikator
 Etika Bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku. Berdasarkan 
indikator ini seseorang pelaku bisnis dikatakan beretika dalam bisnisnya
 apabila masing-masing pelaku bisnis mematuhi aturan-aturan khusus yang 
telah disepakati sebelumnya.
3.   Indikator
 Etika Bisnis menurut hukum. Berdasarkan indikator hukum seseorang atau 
suatu perusahaan dikatakan telah melaksanakan etika bisnis apabila 
seseorang pelaku bisnis atau suatu perusahaan telah mematuhi segala 
norma hukum yang berlaku dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
4.   Indikator
 Etika Bisnis berdasarkan ajaran agama. Pelaku bisnis dianggap beretika 
bilamana dalam pelaksanaan bisnisnya senantiasa merujuk kepada 
nilai-nilai ajaran agama yang dianutnya.
5.   Indikator
 Etika Bisnis berdasarkan nilai budaya. Setiap pelaku bisnis baik secara
 individu maupun kelembagaan telah menyelenggarakan bisnisnya dengan 
mengakomodasi nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang ada disekitar 
operasi suatu perusahaan, daerah dan suatu bangsa.
6.   Indikator
 Etika Bisnis menurut masing-masing individu adalah apabila 
masing-masing pelaku bisnis bertindak jujur dan tidak mengorbankan 
integritas pribadinya.
 
Sumber :
http://melvino84.blogspot.com/2011/10/indikator-etika-bisnis_14.html