Pengetahuan Umum Dunia - Peradaban Masyarakat Yunani Kuno
Dalam Pengetahuan umum dunia dikatakan bahwa peradaban Yunani Kuno merupakan salah satu peradaban yang dimiliki Yunani yang dimulai sejak periode Yunani Arkais hingga abad pertengahan awal. Peradaban Yunani Kuno ini mencapai puncak kejayaan pada periode Yunani Klasik yang berkembang sekitar abad ke-5 sampai ke-4 SM.
Kala itu, Yunani dipimpin oleh negara-negara kota yang dikenal dengan sebutan Polis Athena. Polis Athena ini berhasil menghalang segala bentuk penyerangan yang dilakukan oleh ke kaisaran Persia. Kekuatan yang dimiliki Yunani itulah yang membuat kebudayaan ini semakin maju.
Adapun warisan ilmu pengetahuan peradaban Yunani Kuno tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dibidang Astronomi dan Geografi, bangsa yunani telah mengetahui bahwa bumi itu bulat dan berputar pada porosnya. Mereka juga telah mengenal bintang-bintang dan pergantian musim.
2. Herodotus dan Thucydides adalah seorang ahli sejarah yang sangat terkenal, sehingga dianggap sebagai bapak ilmu sejarah.
3. Pytagoras adalah ahli dalam ilmu bangunyang menemukan dalil Pytagoras, yaitu jumlah kuadrat dari kedua sisi siku-siku (Segitiga siku-siku) sama dengan kuadrat sisi miring.
4. Hypocrates dikenal sebagai pelopor ilmu kedokteran. Ia telah menguraikan penyebab terjadinya penyakit dan cara mengobatinya dalam buku prognose dan Aphorismen.
Selasa, 27 Desember 2011
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja
Faktor Penyebab Kenakalan Remaja ialah
Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik. Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan. Batasan dan Jenis Kenakalan Remaja Kenakalan remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun.
Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya. Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja, yaitu:
1. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.
2. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau
orang tua.
1. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.
2. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau
orang tua.
Keluarga yang Memicu?
Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor dari University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan. Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang rendah. Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja akan membuat perilaku kenakalan terus bertahan.
Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja, menurut Kumpfer dan Alvarado, adalah
1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua- anak.
6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua- anak.
6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
Pengetahuan Umum Dunia dari Peradaban Dunia
1. Pengetahuan Umum Dunia - Peradaban Lembah Sungai Nil
Sungai nil merupakan sungai terpanjang di dunia. Daerah di sekitar lembah Sungai Nil ini sangatlah subur. Dahulu kala, sebuah perubahan kuno yang termasyhur pernah berdiri di lembah sungai ini. Adalah peradaban Mesri Kuno yang mengalami kejayaan luar biasa pada saat itu.
Tak hanya itu, ilmu pengetahuan pada peradaban masyarakat di lembah Sungai Nil, Mesir telah menunjukkan suatu peradaban ilmu pengetahuan umum dunia yang mengagumkan. Adanya Piramida dan Spinx pun telah menjadikan suatu simbol betapa hebatnya Mesir di masa lalu.
a. Pengetahuan Umum Dunia - Kehidupan Masyarakat Mesir Kuno
Wilayah Mesir Kuno yang membentang sepanjang 1.100 km arah selatan laut mediterania sering disebut sebagai " hadiah Sungai Nil ". Masyarakat yang tinggal di daerah menggantungkan hidupnya kepada sungai. Air sungai digunakan untuk mengairi sawah dan ladang di lahan gersang, lumpur yang telah dikeringkan digunakan masyarakat di sana untuk membangun rumah, dan banyak lagi berkah Sungai Nil yang dimanfaatkan masyarakat mesir.
b. Pengetahuan Umum Dunia - Kebudayaan Mesir Kuno
Meskipun menggantungkan hidup kepada sungai, dari segi kebudayaan, masyarakat mesir terbilang sudah maju. Sejak 4000 SM masyarakat mesir kuno telah mengenal tulisan berupa huruf hieroglif. Para penulis hieroglif menuliskan sesuatu pada gulungan kulit pohon papyrus ( semacam kertas yang terbuat dari daun lontar ).
Dalam bidang tekhnologi, yang menonjol dari kebudayaan Mesir kuno ini tentu saja adalah kepemilikan tekhnologi yang sudah maju. Terbukti dengan adanya piramida dan kuil yang berdiri megah sejak ribuan tahun yang lalu. Tentunya pada saat pembangunan memerlukan ilmu ukur, ilmu fisika serta penguasaan tekhnologi yang memadai.
Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di dunia
Nabi Muhammad SAW menempati kedudukan nomor satu daftar manusia yang paling berpengaruh dalam panggung sejarah dunia, dihitung sampai sekarang.Hal ini dinyatakan oleh Michael H. Hart, seorang ahli astronomi dan ahli sejarah terkenal di Amerika Serikat dalam bukunya “The 100″ yang terbit baru-baru Amerika Serikat.
Menurut Michael Hart, Nabi Muhammad SAW adalah orang yang paling berpengaruh di antara milyaran penduduk dunia, karena ia adalah satu-satunya manusia yang berhasil secara luar biasa baik dalam kegiatan keagamaan maupun pemerintahan.
Daftar nama 100 orang paling berpengaruh itu selengkapnya adalah : | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Manfaat coklat
Manfaat Cokelat ialah
Cokelat terbuat dari biji-biji cokelat kakao yang mana mengandung sejumlah besar phytochemicals yang merupakan komponen psikologi aktif yang dapat ditemukan pada tanam-tanaman, seperti anggur, apel, teh, buah-buahan, sayuran dan lain-lain.
Kelompok tersebut disebut flavonoids. Ada hal lain yang membuktikan bahwa flavonoids kakao dapat memberikan keuntungan dalam bidang kesehatan. Disebut sebagai anti-oksidan yang kuat dan dipercaya dapat membantu daya tahan sel-sel tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, yang terbentuk oleh serangkaian proses termasuk saat tubuh memerlukan oksigen untuk menghasilkan energi.
Jadi, cokelat bagus kok untuk dokonsumsi, asal saja jangan berlebihan, makanan sehat apapun kalau dikonsumsi berlebihan juga hasilnya tidak bagus.
Terimakasih ^_^
CERPEN -TULISAN-
CERPEN :
PERSAHABATAN
_Bunga Itu Untuk Kamu_
Hatiku ciut.. Ibu Nurma memanggil namaku dan memberiku aba-aba untuk maju ke depan kelas. Keringat dingin membasahi tubuhku. Perasaanku tidak menentu. Aku takut sekali dengan hukuman. Oleh karena itulah aku selalu berusaha untuk tidak melanggar peraturan apapun.
Tapi kini, di hari razia ini, Ibu Nurma telah menemukan sepucuk surat dan setangkai bunga plastic berwarna ungu di dalam tas ku. Bunga itu indah sekali. Aku suka. Tapi aku tidak menyangka bahwa bunga itu berasal dari tasku.
Tubuhku menggigil. Aku melangkah ke depan dengan tatapan yang tak percaya. Aku pun bertanya-tanya dalam hati, siapakah yang telah tega mempermainkan aku. Ingin sekali menangis dan berteriak dan mengatakan bahwa aku tidak tahu. Tapi buat apa aku mengelak. Tak ada gunanya. Buktinya bunga itu ada di dalam tasku tadi. Itu yang dikatakan Ibu Nurma, wali kelasku yang terkenal judes.
“ Baca Surat ini. “ Perintah Ibu Nurma. Aku mengambil surat berwarna ungu itu. Teman-temanku bersorak riuh sekali. Aku mulai membaca surat berkertas harum itu dengan diiringi sorakan dari teman-teman.
“ Tidak ada yang bersuara selagi Uti membacakan surat ini. Bila ada yang tertawa atau bersuara, maka dia akan menemani Uti menjalani hukumannya kelak. “
Kata-kata Ibu Nurma cukup membuat semua temanku terdiam dan menjadi patung. Mereka menanti aku melanjutkan membaca isi surat tersebut. Suaraku bergetar.
“ Uti yang cantik, berminggu-minggu memikirkan apa yang bisa aku berikan kepadamu. Aku tak mengerti apa yang kamu suka. Aku bingung sekali. Tapi rasa sayangku padamu menuntunku untuk membuat setangkai bunga ini. Uti yang pintar, terimalah persembahan ini dengan hati senang. Senyummu ku tunggu saat kau menatap bunga ini. Terimakasih, uti yang lembut hati. Aku saying kamu. “
Sungguh aku tak tahu siapa yang telah memberiku bunga nan cantik itu. Pada akhirnya Ibu Nurma percaya bahwa aku benar-benar tidak tahu siapa pengirim bunga itu. Akhirnya aku tidak dihukum. Hari itu semua teman-temanku ribut dan penasaran siapa pemberi misterius itu.
“ Uti, aku minta maaf. “ kata Anggi dengan nada bergetar.
“ Maaf untuk apa? “ Tanyaku heran. Anggi adalah temanku yang tak banyak bicara.
“ Surat itu dari aku. “ kata Anggi singkat. Aku tentu saja kaget.
“ Kamu? “
“ Ya bunga itu untuk kamu. “ Kata Anggi dengan nada takut.
“ Kenapa kamu tidak bilang waktu itu? “ tanyaku.
“ Aku ketakutan sekali, maafin aku. “ kata Anggi memohon.
“ Kok kamu sembunyi-sembunyi? “ tanyaku penasaran.
“ Aku takut kamu tidak suka dengan bunganya. Kata kakakku, aku tidak berbakat membuat bunga. Jadi aku tidak ingin melihat rona penolakan diwajahmu. “ terang Anggi.
“ Bunga itu cantik sekali. Aku suka kok. Kamu mempunyai bakat yang besar dalam merangkai bunga. Percaya deh. “ kataku jujur.
“ Benarkah? “
“ Yakinlah. Aku letakkan bunga itu di ruang tamu. Mama dan papaku suka juga dengan bunga itu. Ayo, ke rumahku. Biar mamaku tau siapa pembuat bunga ungu nan indah itu. “ ajakku.
“ Uti, kamu memang teman yang paling baik. Kamulah orang pertama yang menghargai karyaku. Terimakasih ya. “ kata Anggi bergetar. Air matanya mengalir di pipinya yang ranum.
“ Sama-sama Anggi. “
Tak ku sangka tak ada yang pernah menghargai karya Anggi selama ini. Pantas saja dia takut aku tolak.
Rabu, 23 November 2011
REVIEW JURNAL
TUGAS SOFTSKILL ( REVIEW JURNAL )
Menurut Jacoby dan Kryner ( 1973 ) mendefinisikan pendekatan behavioral dalam enam kondisi loyalitas merk :
LOYALITAS PELANGGAN : SEBUAH KAJIAN KONSEPTUAL SEBAGAI PANDUAN BAGI PENELITI
Basu Swastha Dharmmesta
Universitas Gadjah Mada
Mempertahankan pelanggan adalah keinginan semua pemasar, ini tidak mudah, mengingat banyak perubahan banyak terjadi setiap saat. Baik itu perubahan dari dalam diri pelanggan seperti selera, aspek psikologis, sosial dan kultural pelanggan. Meski pemasar sudah memiliki segmen pelanggan yang dianggap loyal, dalam kondisi krisis ini pemasar perlu memberikan perhatian tentang loyalitas pelanggan agar tidak terjadi perpindahan merk. Tekanan demi tekanan dari pesaing yang mengarah pada perubahan loyalitas pelanggan tidak dapat diabaikan.
Loyalitas dapat dipahami sebagai konsep yang menekankan pada runtutan pembelian seperti yang dikutip oleh Dick dan Basu ( 1994 ) dari Day ( 1969 ) dari Jacoby dan Olson ( 1970 ), yang lebih bersifat operasional bukan teoritis. Pengertian loyalitas pelanggan yang didasarkan pada pendekatan keperilakuan (behavioral approach) itu masih belum memadai untuk menjelaskan bagaimana loyalitas merk dikembangkan.
Menurut Jacoby dan Kryner ( 1973 ) mendefinisikan pendekatan behavioral dalam enam kondisi loyalitas merk :
1. Respon Keperilakuan ( pembelian )
2. Yang bersifat bias ( nonrandom )
3. Terungkap secara terus menerus
4. Oleh unit pengambilan keputusan
5. Dengan memperhatikan satu atau beberapa merk alternatif dari sejumlah merk sejenis
6. Merupakan fungsi psikologis ( pengambilan keputusan, alternatif )
Jacoby dan Chestnut ( 1978 )telah mengkaji lebih dari 300 penelitian tentang loyalitas merk dan menyimpulkan bahwa tidak ada definisi operasional yang memuaskan tentang loyalitas merk. Sedangkan Mowen dan Minor ( 1998 ) mendefinisikan loyalitas merk dalam arti kondisi di mana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merk, berkomitmen pada merk tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya pada masa mendatang. Definisi yang dikemukakan Mowen didasarkan pada dua pendekatan yaitu pendekatan keperilakuan dan attitudinal.
Merk dan Atribut Produk sebagai Objek Loyal
Atribut seperti warna, kemasan, kualitas jarang digunakan oleh pelanggan sebagai objek loyal. Merk dianggap sebagai objek loyal karena dianggap sebagai identitas produk atau perusahaan yang lebih mudah dikenali pelanggan. Jika pelanggan menggunakan atribut lain sebagai objek loyal, pada akhirnya juga akan dikaitkan dengan merk favoritnya.
Kategori Loyalitas
Ada 4 macam loyalitas menurut Jacoby dan Chestnut ( 1978 ) yaitu :
1. Loyalitas merk fokal yang sesungguhnya (true focal brand loyalty), loyalitas pada merk tertentu yang menjadi minat.
2. Loyalitas merk ganda yang sesungguhnya (true multibrand loyalty), termasuk merk fokal.
3. Pembelian ulang merk fokal dari non loyal.
4. Pembelian secara kebetulan merk fokal oleh pembeli-pembeli loyal dan non loyal merk lain.
Pendektesian adanya loyalitas merk tunggal yang sesungguhnya dapat dilakukan dengan menguji :
1. Struktur Keyakinan (kognitif), artinya informasi merk oleh konsumen harus menunjukan pada merk fokal yang dianggap superior dalam persaingan ;
2. Struktur Sikap (Afektif), artinya tingkat kesukaan konsumen harus lebih tinggi dari pada merk saingan ;
3. Struktur Niat (Konatif), artinya konsumen harus mempunyai niat untuk membeli merk fokal bukan merk lain.
Tahap-Tahap Loyalitas Berdasarkan Pendekatan Attitudinal dan Behavioural
Tahap Pertama : Loyalitas Kognitif
Konsumen menggunakan basis informasi yang secara memaksa menunjukan pada satu merk atas merk lain. Loyalitas hanya didasarkan pada kognisi saja.
Tahap Kedua : Loyalitas Afektif
Loyalitas pada tahap ini sulit diubah, karena loyalitas sudah masuk ke benak konsumen. Loyalitas Afektif ini lebih dipengaruhi oleh kepuasan konsumen.
Tahap Ketiga : Loyalitas Konatif
Konasi menunjukan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu ke arah suatu tujuan tertentu, jenis komitmen ini sudah melampaui afek, bagian dari properti motivasional untuk mendapatkan merk yang disukai. Keinginan untuk membeli ulang hanya merupakan tindakan yang terantisipasi tetapi belum terlaksana.
Tahap Keempat : Loyalitas Tindakan
Dalam runtutan kontrol tindakan, niat yang diikuti oleh motivasi, merupakan kondisi yang mengarah pada kesiapan bertindak dan pada keinginan untuk mencapai tindakan tersebut. Jadi tindakan merupakan hasil dari pertemuan dua kondisi.
Keteguhan Pada Merek Vs Kerentanan Berpindah Merek
Karena adanya rangsangan pemasaran, konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan rentan berpindah merek. Sedangkan konsumen dengan integrasi penuh pada tahap loyalitas tindakan dapat dihipotesiskan sebagai konsumen dengan kerentanan rendah untuk berpindah merek.
Promosi Penjualan Untuk Mengembangkan Loyalitas Merek
Selain Loyalitas dan diperkuat periklanan, loyalitas merek juga dapat dikembangkan melalui promosi. Kegiatan promosi yang intensif dapat menjadi alat untuk mengembangkan loyalitas merek dari konsumennya.
Pengukuran Loyalitas Merek
Secara Umum loyalitas merek diukur melalui :
1. Runtutan Pembelian Merek
Dalam metode runtutan pilihan merek disebut juga dengan pola pembelian ulang, untuk memudahkan pengukuran, produk-produk yang sering dibeli oleh konsumen dapat dijadikan objek.
2. Proporsi Pembelian
Kelebihan pada metode ini adalah
a. Lebih mudah untuk dikuantitatifkan ;
b. Memungkinkan dilakukan identifikasi loyalitas merek ganda.
3. Preferensi Merek
Cara ini mengukur loyalitas merek menggunakan perilaku nyata (pembelian aktual) sebagai kriterion.
4. Komitmen Merek
Komitmen merek dapat didefinisikan sebagai kesertaan emosional psikologis pada sebuah merek dalam sebuah kategori produk. Menurut para peneliti, keterlibatan ego terjadi ketika sebuah produk sangat berkaitan dengan nilai-nilai penting, kebutuhan dan konsep diri konsumen.
5. Skala Loyalitas
Skala Loyalitas lebih difokuskan pada elemen-elemen yang disampelkan dari item skala berikut :
a. Elemen Ketertarikan Konsumen pada Sebuah Merek
b. Elemen Kerentanan Konsumen untuk berpindah merek.
Mengidentifikasikan Pelanggan yang Loyal pada Merek
Pengidentifikasian merek harus dilakukan secara terus menerus. Perlu diperhatikan jika konsumen membeli produk-produk tertentu karena pengaruh promosi penjualan dari pemasar bukannya karena kualitas positif intrinsik produk, maka konsumen akan memiliki kebiasaan beli hanya ketika diadakan promosi penjualan.
Tanggapan Saya dari Jurnal ini adalah ...
Jika suatu perusahaan menginginkan para pelanggannya menjadi loyal terhadap merek perusahaan pada masa mendatang, perusahaan tersebut harus mulai menanamkan loyalitas mereknya.
Kekurangan jurnal ini tidak dijelaskan sampai batas mana konsumen yang punya loyalitas merek akan tetap setia dengan merek itu. Kelebihannya jurnal ini menambah pengetahuan mengenai cara-cara mempertahankan loyalitas merek, misalnya dengan cara mengembangkan kualitas produknya, dan dengan promosi penjualan.
Konsumen menggunakan basis informasi yang secara memaksa menunjukan pada satu merk atas merk lain. Loyalitas hanya didasarkan pada kognisi saja.
Tahap Kedua : Loyalitas Afektif
Loyalitas pada tahap ini sulit diubah, karena loyalitas sudah masuk ke benak konsumen. Loyalitas Afektif ini lebih dipengaruhi oleh kepuasan konsumen.
Tahap Ketiga : Loyalitas Konatif
Konasi menunjukan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu ke arah suatu tujuan tertentu, jenis komitmen ini sudah melampaui afek, bagian dari properti motivasional untuk mendapatkan merk yang disukai. Keinginan untuk membeli ulang hanya merupakan tindakan yang terantisipasi tetapi belum terlaksana.
Tahap Keempat : Loyalitas Tindakan
Dalam runtutan kontrol tindakan, niat yang diikuti oleh motivasi, merupakan kondisi yang mengarah pada kesiapan bertindak dan pada keinginan untuk mencapai tindakan tersebut. Jadi tindakan merupakan hasil dari pertemuan dua kondisi.
Keteguhan Pada Merek Vs Kerentanan Berpindah Merek
Karena adanya rangsangan pemasaran, konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dihipotesiskan rentan berpindah merek. Sedangkan konsumen dengan integrasi penuh pada tahap loyalitas tindakan dapat dihipotesiskan sebagai konsumen dengan kerentanan rendah untuk berpindah merek.
Promosi Penjualan Untuk Mengembangkan Loyalitas Merek
Selain Loyalitas dan diperkuat periklanan, loyalitas merek juga dapat dikembangkan melalui promosi. Kegiatan promosi yang intensif dapat menjadi alat untuk mengembangkan loyalitas merek dari konsumennya.
Pengukuran Loyalitas Merek
Secara Umum loyalitas merek diukur melalui :
1. Runtutan Pembelian Merek
Dalam metode runtutan pilihan merek disebut juga dengan pola pembelian ulang, untuk memudahkan pengukuran, produk-produk yang sering dibeli oleh konsumen dapat dijadikan objek.
2. Proporsi Pembelian
Kelebihan pada metode ini adalah
a. Lebih mudah untuk dikuantitatifkan ;
b. Memungkinkan dilakukan identifikasi loyalitas merek ganda.
3. Preferensi Merek
Cara ini mengukur loyalitas merek menggunakan perilaku nyata (pembelian aktual) sebagai kriterion.
4. Komitmen Merek
Komitmen merek dapat didefinisikan sebagai kesertaan emosional psikologis pada sebuah merek dalam sebuah kategori produk. Menurut para peneliti, keterlibatan ego terjadi ketika sebuah produk sangat berkaitan dengan nilai-nilai penting, kebutuhan dan konsep diri konsumen.
5. Skala Loyalitas
Skala Loyalitas lebih difokuskan pada elemen-elemen yang disampelkan dari item skala berikut :
a. Elemen Ketertarikan Konsumen pada Sebuah Merek
b. Elemen Kerentanan Konsumen untuk berpindah merek.
Mengidentifikasikan Pelanggan yang Loyal pada Merek
Pengidentifikasian merek harus dilakukan secara terus menerus. Perlu diperhatikan jika konsumen membeli produk-produk tertentu karena pengaruh promosi penjualan dari pemasar bukannya karena kualitas positif intrinsik produk, maka konsumen akan memiliki kebiasaan beli hanya ketika diadakan promosi penjualan.
Tanggapan Saya dari Jurnal ini adalah ...
Jika suatu perusahaan menginginkan para pelanggannya menjadi loyal terhadap merek perusahaan pada masa mendatang, perusahaan tersebut harus mulai menanamkan loyalitas mereknya.
Kekurangan jurnal ini tidak dijelaskan sampai batas mana konsumen yang punya loyalitas merek akan tetap setia dengan merek itu. Kelebihannya jurnal ini menambah pengetahuan mengenai cara-cara mempertahankan loyalitas merek, misalnya dengan cara mengembangkan kualitas produknya, dan dengan promosi penjualan.
Selasa, 25 Oktober 2011
SUMBER DAYA KOGNITIF
Teori sumber daya kognitif
adalah kepemimpinan teori psikologi industri dan organisasi yang dikembangkan oleh Fred Fiedler dan Joe Garcia pada tahun 1987 sebagai konseptualisasi dari model kontingensi Fiedler . Teori ini berfokus pada pengaruh pemimpin intelijen dan pengalaman tentang nya atau reaksinya terhadap stres .
Inti dari teori ini adalah bahwa stres adalah musuh rasionalitas, merusak kemampuan pemimpin untuk berpikir logis dan analitis. Namun, pengalaman pemimpin dan kecerdasan dapat mengurangi pengaruh stres pada (atau dia) nya tindakan: kecerdasan adalah faktor utama dalam situasi stres rendah, sementara jumlah pengalaman selama lebih selama-saat stres.
prediksi teori sumber daya kognitif
- Kemampuan kognitif Seorang pemimpin memberikan kontribusi terhadap kinerja tim hanya ketika pendekatan pemimpin adalah direktif. Ketika para pemimpin lebih baik dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, agar rencana mereka dan keputusan untuk dilaksanakan, mereka perlu untuk memberitahu orang apa yang harus dilakukan, bukan hanya berharap mereka setuju dengan mereka. Ketika mereka tidak lebih baik dari orang-orang di tim, maka pendekatan non-direktif adalah lebih tepat, misalnya di mana mereka memfasilitasi diskusi terbuka di mana ide-ide tim dapat ditayangkan dan pendekatan yang terbaik diidentifikasi dan diimplementasikan.
- Stres mempengaruhi hubungan antara kecerdasan dan kualitas keputusan. Ketika ada tekanan rendah, maka intelijen adalah sepenuhnya fungsional dan memberikan kontribusi yang optimal. Namun, selama stres yang tinggi, kecerdasan alam tidak hanya membuat perbedaan, tetapi juga mungkin memiliki efek negatif. Salah satu alasan untuk ini mungkin bahwa orang cerdas mencari solusi rasional, yang mungkin tidak tersedia (dan mungkin salah satu penyebab stres). Dalam situasi seperti itu, seorang pemimpin yang berpengalaman dalam keputusan-keputusan 'usus merasa' dipaksa untuk mengandalkan pendekatan asing. Kemungkinan lain adalah bahwa pemimpin retret dalam dirinya / dirinya sendiri, berpikir keras tentang masalah ini, meninggalkan kelompok untuk perangkat mereka sendiri.
- Pengalaman adalah positif berhubungan dengan kualitas keputusan di bawah tekanan tinggi. Ketika ada situasi stres yang tinggi dan kecerdasan terganggu, pengalaman situasi yang sama atau mirip memungkinkan pemimpin untuk bereaksi dengan cara yang tepat tanpa harus berpikir hati-hati tentang situasi. Pengalaman pengambilan keputusan di bawah tekanan juga akan berkontribusi terhadap keputusan yang lebih baik daripada mencoba untuk mengatasi dengan otak-kekuasaan belaka.
- Untuk tugas-tugas sederhana, pemimpin intelijen dan pengalaman tidak relevan. Ketika bawahan diberi tugas yang tidak membutuhkan arahan atau dukungan, maka tidak peduli seberapa baik pemimpin adalah pada pengambilan keputusan, karena mereka mudah untuk membuat, bahkan untuk bawahan, dan karenanya tidak memerlukan dukungan lebih lanjut.
Referensi :
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cognitive_resource_theory
SUMBER DAYA EKONOMI
Pengertian Sumberdaya Ekonomi
Potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi daerah pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki oleh daerah baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi)wilayah.
Potensi sumberdaya ekonomi khususnya sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) pada prinsipnya dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, meliputi :
a. sumberdaya alam yang tidak pernah habis (renewable-perpetual resources). Jenis sumberdaya alam yang masuk kategori ini selalu tersedia sepanjang waktu, dan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Contohnya : lahan pertanian, sinar matahari, angin, gelombang laut (tergolong sebagai sumberdaya energi) dan sebagainya. Pemanfaatan jenis sumberdaya alam seperti ini pada dasarnya dapat dieksploitasi sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia sepanjang masa. Sumberdaya ini secara umum bersifat permanen, namun demikian jenis sumberdaya ini tidak dapat diproduksi oleh manusia. Sehubungan dengan itu, tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
b. sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources). Jenis sumberdaya ini pada dasarnya meliputi sumberdaya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral yang non energi seperti misalnya : tembaga, nikel, aluminium danlain-lain. Sumberdaya alam jenis ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah yang tetap berupa deposit mineral (mineral deposits) diberbagai tempat dimuka bumi. Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya.
c. sumberdaya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially renewable resources). Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan, rumput di padang rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain (lihat : Yakin, 1997 dan Soeparmoko, 1997).
Minggu, 09 Oktober 2011
Analisis Konsumen
Analisis konsumen berguna untuk melihat bagaimana konsumen mengambil keputusan dan peran pemasaran di dalamnya.
Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang mengalami berbagai pentahapan sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan. Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media massa, brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian Informasi. Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya.
3. Evaluasi Alternatif. Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan Pembelian. Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu, warna tertentu.
5. Sikap Paska Pembelian. Sikap paska pembelian menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk atau jasa tersebut atau tidak.
Untuk menilai tingkat kebutuhan seseorang, Abraham Maslow membagi hirarki kebutuhan seseorang atas 5 tingkatan, yaitu:
1. Kebutuhan dasar meliputi makan, minum, tempat tinggal.
2. Kebutuhan keamanan
3. Kebutuhan sosial; merasa memiliki, cinta kasih
4. Kebutuhan harga diri; status, pengenalan, harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri; pengembangan diri, realisasi diri.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian
Ada empat faktor utama yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pembelian:
1. Budaya, yang terbagi menjadi tiga:
a. Budaya (kumpulan nilai, persepsi, preferensi, kebiasaan),
b. Sub budaya (suku, bangsa, agama), dan
c. Status sosial.
2. Sosial, yang terdiri dari:
a. Kelompok referensi
b. Keluarga
c. Status dan Peran
3. Personal, yang terdiri dari:
a. Umur dan tingkatan dalam daur hidup
b. Pekerjaan dan tingkatan ekonomi
c. Gaya hidup
d. Kepribadian
4. Psikologi, yang terdiri dari
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Learning
d. Keyakinan dan sikap
Model Perilaku Pembelian
Perilaku pembelian seseorang biasanya dimulai dengan stimulus berupa komunikasi dan promosi dari berbagai produk atau jasa. Konsumen kemudian mempertimbangkan kebutuhan tersebut disesuaikan dengan karakternya. Ia kemudian melakukan proses evaluasi terhadap proses pembelian, dan akhirnya merasakan bagaimana produk atau jasa tersebut diterima.
Peran dalam Pengambilan Keputusan
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan seseorang terbagi menjadi beberapa peran yang berbeda:
1. Initiator, orang yang memberi inisiatif/usulan atas suatu pengambilan keputusan ataupun pembelian
2. Influencer, orang yang mampu memberi pengaruh terhadap suatu keputusan
3. Decider, orang yang berwenang mengambil keputusan
4. Buyer, orang yang membeli
5. User, orang yang memakai
Referensi :
http://www.wikipedia.org/
http://aliciakomputer.blogspot.com/2009/03/analisis-konsumen.html
TUGAS 2 SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN# - REVIEW JURNAL -
TUGAS REVIEW
JURNAL
JURNAL
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PRODUK MAKANAN
TELA KREZZ CABANG BEKASI
Nama : Ayuvianti
NPM : 13209528
Kelas : 3 ea 16
Seiring dengan ide tersebut konsep pemasaran pun turut berkembang. Kegiatan pemasaran sekarang sudah mulai difokuskan pada pemuasan kebutuhan konsumen. Pada umumnya setiap usaha bertujuan untuk mencari keuntungan, tujuan tersebut tidak terlepas dari kegiatan pemasaran. Karena konsumen yang potensial akan mempertimbangkan berbagai faktor, diantaranya faktor kualitas produk, kepuasan konsumen dan fasilitas yang ada sebelum memilih tempat yang dapat memberikan kepuasan tertinggi terhadap konsumen.
Pada jaman sekarang ini banyak sekali jenis ukm makanan kecil yang bermunculan dengan harga yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Hal ini disesuaikan dengan kelompok masyarakat dengan ekonomi yang cukup, cenderung memilih jenis makanan ringan yang murah sesuai dengan kondisi keuangan mereka. Bekasi merupakan salah satu daerah yang mempunyai banyak sekali jenis usaha makanan ringan, salah satunya adalah jenis makanan Tela Krezz yang terbuat dari bahan baku singkong yang disajikan dengan kemasan yang menarik, sehingga mengundang selera konsumen untuk mencoba jenis makanan tersebut. Jenis usaha makanan ini di Bekasi sangat memberikan peluang bagi para pengusaha.
Dalam penelitian ini, penulis menemukan masalah - masalah yang ada dan penulis juga menjelaskan
tujuan, antara lain :
Masalah Penelitian
1.Apakah kualitas produk mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan?
2.Apakah kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan?
3.Apakah kualitas produk, kepuasan konsumen secara bersama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan?
Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis tentang pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan.
2. Untuk menganalsis pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan.
3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk, dan kepuasan konsumen secara bersama-sama terhadap loyalitas pelanggan.
METODE PENELITIAN
1. Teknik Penarikan Sampel
Metode penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode simple random sampling, yaitu teknik sampling dimana peneliti mempunyai pilihan pribadi dalam memilih individu yang akan menjadi anggota sampel.
2. Besaran Sampel
Besaran sampel merupakan banyaknya individu, subjek atau elemen dari populasi yang diambil sebagai sampel. Berikut ini rumus yang dapat digunakan untuk mengetahui jumlah sampel minimal untuk sebuah penelitian:
a. Rumus untuk mengetahui jika ukuran populasinya besar, artinya ukuran sampel yang akan diperoleh besarnya kurang dari 5% populasi (Subyantoro dan Sulistiyono, 1998).
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
n = Z² _ / 2_ ( 1 – _ )
€²
Nilai € terbesar jika € = _ (1 – _) adalah 0,5 (1 – 0,5) = 0,25
Nilai level of significance pada confidence level 95% adalah 1% dan kemungkinan kesalahan sampel (sample error ) ditetapkan 10%, maka nilai n adalah:
n = Z² _ / 2_ ( 1 – _ )
€²
n = Z² _ / 2_ ( 0,25 )
€²
n = Z² _ / 2
4 €²
n = 1,96 ²
4 ( 0,10 )²
n = 96,04
Sehingga mengacu pada rumus di atas maka sampel minimal pada penelitian ini adalah 96 responden.
b. Besarnya sampel minimum untuk penelitian deskriptif adalah sebanyak 100 responden. Berdasarkan pertimbangan rumus dan pendapat di atas, maka ditetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden.
Analisis Data
Kuesener yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji, yakni uji vailiditas dan uji reliabilitas. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kualitas produk dan tingkat kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelanggan, data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan analisis regresi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
MODEL | Unstandardized Coefficients | Standardized Coefficients Beta | t | Sig. | Correlations | |||
B | Std. Error | Zero-order | Partial | Part | ||||
1 (Constant) Kualitas Kepuasan | .228 .398 .782 | 2.934 .135 .133 | .249 .497 | .078 2.941 5.868 | .938 .004 .000 | .433 .589 | .286 .512 | .231 .461 |
Berdasarkan hasil tabel di atas bahwa besarnya Standardized Coefficients Beta variabel kualiatas produk sebesar 0,249 dengan besarnya nilai signifikan adalah sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t sebesar 2,941 maka variable kualitas produk berpengaruh singfinikan terhadap loyalitas pelanggan.
Tabel 2 Anova
Model | Sum of Square | df | Mean Square | F | Sig |
1Regression Residual Total | 508.262 761.128 1269.39 | 2 97 99 | 254.131 7.847 | 32.387 | .000 |
a. Predictor: (constant), kepuasan, kualitas
b. Dependent Variable: loyalitas
Dari uji Anova atau F test, didapat F hitung sebesar 32,387 dengan tingkat signifikan 0,000. Oleh karena probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel loyalitas pelanggan
Tabel 3 Model Summary
Model | R | R Square | Adjusted R. Square | Std. Error of Estimate |
1 | .633 | .400 | .388 | 2.801 |
Hal ini dapat disimpulkan, bahwa pengaruh dari kedua variabel tersebut yaitu kualitas produk, dan kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang cukup baik terhadap loyalitas pelanggan terhadap produk.
Tabel 4 Kontribusi Partial
No. | Keterangan | Hasil |
1. | Standardized Correlation Beta Kualitas Produk x Partial Kualitas Produk = 0,249 x 0,286 = 0,071214 | 0,071214 |
2. | Standardized Correlation Beta Kepuasan Konsumen x Partial Kualitas Produk = 0,497 x 0,512 = 0,254464 | 0,254464 |
3. | Total | 0,325678 |
Tabel 5 Persentase Kontribusi Partial
No. | Keterangan | Hasil |
1. | Partial Kualitas Produk= 0,071214 x 100% = 21,87% 0,325678 | 21,87% |
2. | Partial Kepuasan Konsumen= 0,254464 100% = 71,13% 0,325678 | 71,13% |
Dalam hal ini bahwa variabel tingkat kepuasan konsumen yang sangat besar kontribusi partialnya terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan
Kesimpulan
1.Kualitas produk mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz
2.Kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz
3.Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa kualitas produk dan kepuasan konsumen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
4.Jika dilihat dari kontribusi parsial bahwa variabel kualitas produk dan variabel tingkat kepuasan konsumen memiliki pengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Dalam hal ini bahwa variabel tingkat kepuasan konsumen yang sangat besar kontribusi partialnya terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz Cabang Bekasi.
Implikasi
1.Dari perspektif kualitas produk, maka outlet Tela Krezz harus tetap menjaga mutu kualitas produk tersebut, agar mampu menghasilkan pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz.
2.Dari perspektif tingkat kepuasan konsumen yang dinilai sangat positif serta berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Maka pemilik usaha harus memberikan pelayanan yang lebih baik lagi yang dilakukan oleh pegawai Tela Krezz dan tetap memberikan pelayanan yang ramah dan sopan terhadap konsumennya.
3.Dari perspektif kontribusi partial bahwa variabel kualitas produk dan variabel tingkatb kepuasan konsumen memiliki pengaruh yang besar terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz Cabang Bekasi.
4.Untuk penelitian selanjutnya masukan variabel harga dan produk tela lainnya guna mengembangkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Jurnal Penelitian Ini diambil Dari :
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/economy/2009/Artikel_10205061.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)